mengorok dapat menyebabkan KEMATIAN ??
sumber gambar : CNN Indonesia
banyak yang masih menyepelekan soal "ngorok" saat tidur, bahkan bukan hanya menyepelekan saja guys, justru menjadi bahan ledekan.
nah disini mbabid bakal membahas tuntas apabenar mengorok dapat menyebabkan kematian..
sebelum mbabid masuk ke pembahasan mari kita bahas terlebih dahulu
SLEEP DISORDERS
apa itu Sleep Disorders??
Gangguan Tidur atau Sleep Disorder adalah kelainan yang membuat penderitanya mengalami kesulitan akan mengatur pola tidurnya. Ciri-ciri penderita Gangguan Tidur atau Sleep Disorde antara lain: bangun tidur tak segar, cepat mengantuk, sulit berkonsentrasi, cepat lelah dan daya ingat yang terus menurun.
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society. Mereka menemukan:
- Bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah.
- Orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya.
- Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%.
- Insomnia kronis – tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian.
- Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.
nah apa aja sih jenis jenis gangguan tidur atau sleep disorders ??
1. Insomnia
2. Narkolepsi
3. Hypersomnia
4. Parasomnia
5. Sleep Apnea
6. Sleep Paralisis
nah disini mbabid gak akan bahas semuanya guys, jadi akan dibahas satu persatu biar kalian juga lebih jelas dan lebih ngerti, sesuai dengan judulnya maka mbabid akan membahas mengenai Sleep Apnea yang juga dikaitkan dengan mengorok.
apasih sleep apnea itu ??
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur di mana saluran udara terhambat karena dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit. Ketika kita tidur, otot-otot tenggorokan dapat mengendurdan lemas. Dalam keadaan normal, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Namun pada penderita apnea tidur, otot menjadi terlalu lemas sehingga menyebabkan penyempitan atau hambatan pada saluran udara yang mengganggu pernapasan.
Sumbatan yang terjadi pada jalur pernapasan ini akan menyebabkan seseorang terbangun tiba-tiba. Akibatnya, kualitas tidur Anda jadi berkurang sehingga membuat Anda tidak bertenaga dan kurang produktif pada hari berikutnya. Gangguan tidur ini bisa terjadi selama 10-60 detik, tapi dalam tahap yang ekstrem kondisi ini juga bisa terjadi berulang setiap 30 detik.
Sleep apnea merupakan kondisi yang tidak bisa dianggap remeh. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui berbagai tanda dan gejalanya kondisi ini supaya bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut ini beberapa gejala paling umum dari sleep apnea yang harus Anda waspadai.
Gejala apnea tidur bisa dialami pada usia berapa pun, meski umumnya diderita Kondisi ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya bahwa pernapasaannya terganggu saat tidur. Gangguan tidur yang berulang ini dapat mengakibatkan tubuh menjadi lelah dan mengantuk pada siang hari. berikut gejala yang biasa dialami :
Gejala-gejala umum dari sleep apnea adalah:
· Mendengkur kencang
· Orang lain menyadari ada beberapa interupsi napas saat Anda tidur
· Sering mengalami henti napas dan kemudian terengah-engah.
· Bernapas dengan berat dan berisik.
· Bangun mendadak disertai sesak napas
· Berkeringat secara berlebihan di malam hari.
· Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan
· Sakit kepala dan mengantuk pada pagi hari
· Kesulitan tidur nyenyak di malam hari atau insomnia.
· Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih (hypersomnia)
· Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
· Masalah dalam perhatian
· Mudah merasa kesal.
· Depresi.
· Penurunan gairah seksual atau disfungsi ereksi pada pria.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Apa penyebab sleep apnea?
Saat tidur, otot di belakang tenggorokan yang menopang jaringan lunak dari langit-langit (uvula), tonsil, dinding samping tenggorokan dan lidah, mengendur. Hal ini menyebabkan saluran udara menyempit atau tertutup saat kita menarik napas sehingga tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Situasi tersebut dirasakan otak yang bereaksi membangunkan kita agar saluran udara kembali terbuka. Gangguan tidur obstuktif ini biasanya berlangsung sangat singkat dan berulang dalam satu jam. Sedangkan gangguan tidur lain atau apnea tidur sentral membuat kita tidak bisa bernapas sesaat pada waktu otak tidak mengirimkan sinyal ke otot pernapasan. Akibatnya, kita merasa sulit untuk meneruskan tidur nyenyak atau terbangun dengan napas pendek.
Beberapa kondisi yang dapat memperparah penyempitan jalan napas di malam hari pada waktu tidur, meliputi:
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami apnea tidur:
- Jenis kelamin. Apnea tidur lebih cenderung terjadi pada pria.
- Memiliki leher yang besar. Ukuran leher yang lebih besar dari 43 cm lebih berisiko mengalami apnea tidur.
- Obesitas atau berat badan berlebihan. Adanya lemak berlebihan di jaringan lunak leher dan perut bisa mengganggu Anda dalam bernapas.
- Mengonsumsi obat penenang. Obat ini dapat membuat tenggorokan mengendur, contohnya obat bius dan obat tidur.
- Berusia 40 tahun atau lebih. Apnea tidur lebih umum terjadi pada orang-orang di usia ini, meski bisa juga terjadi pada usia berapa pun.
- Kelainan pada struktur leher bagian dalam. Misalnya amandel yang besar, saluran pernapasan kecil, rahang bawah kecil, dan adenoid yang besar.
- Hidung tersumbat. Orang mengalami penyumbatan pada hidung lebih berisiko menderita apnea tidur, misalnya karena polip dan kelainan struktur tulang hidung.
- Riwayat dalam keluarga. Jika terdapat keluarga Anda yang mengalami apnea tidur, risiko Anda menderita juga akan meningkat.
- Merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko inflamasi dan penumpukan cairan di saluran pernapasan atas.
- Mengonsumsi minuman keras. Kebiasaan ini jika dilakukan sebelum tidur akan memperburuk apnea tidur dan juga dengkuran Anda.
- Menopause pada wanita. Perubahan hormon selama menopause dapat membuat tenggorokan lebih mengendur dari biasanya sehingga risiko apnea tidur meningkat.
- Kondisi medis. Orang yang menderita gangguan jantung dan stroke berisiko mengalami apnea tidur sentral.
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk sleep apnea?
Ada banyak faktor risiko untuk sleep apnea, yaitu:
Sleep apnea obstruktif
· Pria
· Berat badan berlebih
· Berusia di atas 40 tahun
· Memiliki lingkar leher besar (43 cm atau lebih pada pria dan 40 cm atau lebih pada wanita)
· Memiliki amandel yang besar, lidah yang besar atau rahang kecil
· Memiliki sejarah keluarga terhadap sleep apnea
· Asam lambung
· Penggunaan alkohol, sedatif atau penenang
· Merokok
· Hidung tersumbat
Sleep apnea sentral
· Berusia paruh baya atau lebih tua
· Kelainan jantung
· Penggunaan penawar rasa sakit narkotik, seperti methadone
· Stroke.
Apa benar dapat menyebabkan kematian ?
Sleep Apnea, yang artinya henti nafas saat tidur, masih sangat diremehkan di Indonesia. Padahal penelitian Indonesian Society of Sleep Medicine mendapati angka yang tidak kecil. Di Jakarta saja penderitanya ada 20 persen. Tak berbeda jauh dengan data negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Taiwan dan Jepang.
Pada saat tidur, saluran nafas rileks dan lemas hingga menyempit. Akibatnya, walau ada gerakan nafas, tak ada udara yang bisa lewat. Seperti tercekik saat tidur pendengkur akan terbangun sejenak dan lalu tidur kembali. Bayangkan jika seseorang terbangun singkat ratusan kali sepanjang malam tanpa terjaga. Saat bangun ia akan merasa tak segar dan terus mengantuk sepanjang hari. Tak heran jika pendengkur di Inggris Raya dilarang berkendara. Akibat henti nafas, berulang kali oksigen turun naik, dan efeknya pada jantung tak remeh. Berulang kali denyut jantung menjadi pelan, dan lalu cepat saat tidur. Ya, artikel Laryngoscope di tahun 2013 menyatakan bahwa mendengkur lebih berbahaya bagi jantung dibanding kolesterol tinggi dan kebiasaan merokok.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
· Mendengkur dengan kencang yang mengganggu tidur orang lain atau tidur Anda sendiri
· Sesak napas, terengah-engah, atau tersedak yang membangunkan Anda dari tidur
· Ada jeda pada pernapasan saat tidur
· Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih
· Lelah, mengantuk, dan mudah marah
"Sleep apnea sangat berbahaya dan mudah dikenali. Sayang jika diabaikan begitu saja. Jika ada sahabat atau kerabat tidur ngorok, jangan ditertawakan. Peringatkan untuk segera memeriksakan diri. Anda bisa selamatkan nyawa"
okey sampai sini saja informasi yang mbabid dapat sampaikan semoga bermanfaat untuk kalian semua ya guys.. jangan lupa di share info info kesehatan yang dapat berguna bagi keluarga, teman, sahabat dan semua orang yang ada di sekeliling kita untuk meningatkan kualitas kesehatan indonesia.
untuk yang ingin berkonsultasi dengan halo bidanku, silahkan menambahkan line @ halo bidanku @svf6327 untuk menanyakan hal hal terkait kesehatan, insyaAllah akan dijawab sesuai dengan kewenangan kami sebagai bidan.
KONSULTASI ini GRATIS. tidak dipungut biaya..
Sincerly,
hallo bidanku
Raise Your Health
Woww baru tau kalo ngorok bs bikin mati
BalasHapusWoww baru tau kalo ngorok bs bikin mati
BalasHapusjangan lupa share ketemen temen terdekat yaaah
BalasHapus